Undangan Diskusi

Bekerja untuk Diri Sendiri: Urgensi Wirausaha Sejak Dini


-
Siapapun yang sedang memegang wewenang atau berkuasa hari ini, siapapun yang kelak akan memegang kendali negeri ini—kita tidak boleh lagi menyerahkan sepenuhnya nasib hidup kita kepada mereka. Pemerintahan boleh berganti, rezim bisa silih berganti, tetapi hidup kita, rezeki kita, masa depan kita, tetap menjadi tanggung jawab kita sendiri.




Benar, pada pemilu dan pilpres mendatang kita tidak boleh sembrono lagi. Kita wajib cermat memilih partai untuk calon anggota dewan dan lebih serius lagi menimbang siapa yang layak memimpin negeri sebagai Presiden Republik Indonesia tercinta. Bahkan, partai-partai politik harus kita desak untuk menyodorkan hanya calon-calon terbaik, bukan sekadar produk kompromi atau dagangan politik mereka. Karena kualitas bangsa ditentukan oleh kualitas pemimpin negaranya.




Namun, sebelum semua itu terwujud, ada kewajiban yang lebih dekat, lebih nyata, dan lebih mendesak: memastikan diri dan keluarga hidup merdeka, layak, sejahtera, dan makin baik—dengan meneladani sunnah kehidupan Nabi Muhammad ﷺ.

-
Setiap kita memiliki cita, misi, dan impian yang bukan hanya urusan dunia, tetapi juga bekal untuk akhirat. Dan untuk itu, usaha luar biasa harus dilakukan.




Mari kita jujur pada diri sendiri: Apakah kita akan terus menghabiskan waktu, tenaga, dan pikiran demi membangun mimpi orang lain? Atau sudah saatnya kita berani membangun mimpi kita sendiri?




Hari ini kita sudah memasuki bulan September. Waktu terus berputar, tak pernah berhenti. Hari berganti, bulan berganti. Semoga nasib kita juga berganti: lebih baik, lebih luas rezekinya, lebih berkah hidupnya. Aamiin.

-
Di hadapan kita terbentang dua jalan besar:

Tetap menjadi pekerja untuk pihak lain—baik di kantor swasta maupun instansi negeri (ASN/PNS)—dengan segala resikonya: persaingan ketat, target menekan, rutinitas kaku, dan sistem yang sering tidak bisa kita ubah.
Atau berani mengambil jalan berbeda: bekerja untuk diri sendiri dengan memulai wirausaha, sekecil apa pun langkah awalnya.
Memang, wirausaha tidak bebas dari risiko. Kita bisa jatuh, rugi, bahkan gagal. Tapi justru di situlah letak nilai dan keindahannya. Sebab setiap langkah usaha adalah bukti keberanian mengambil kendali hidup.
Di jalur wirausaha, kendali penuh ada di tangan kita. Kita yang menentukan arah, nilai, dan cara. Kita yang menanam, kita pula yang memanen.
Memang, wirausaha tidak bebas dari risiko. Kita bisa jatuh, rugi, bahkan gagal. Tapi justru di situlah letak nilai dan keindahannya. Sebab setiap langkah usaha adalah bukti keberanian mengambil kendali hidup.
Anak muda yang berani membuka usaha kecil sejatinya sedang menanam pohon besar. Pohon yang kelak memberi naungan dan buah, bukan hanya untuk dirinya dan keluarganya, tapi juga untuk masyarakat dan bangsanya. Dan bagi yang tidak lagi muda, jangan merasa terlambat. Selama masih ada semangat, tenaga, dan niat yang lurus, pintu usaha selalu terbuka lebar. Syaratnya satu: usaha itu halal, legal, dan lurus secara syar’i.

-
Kini pertanyaan kembali pada kita: apakah kita siap mengubah pola pikir, berhenti sepenuhnya menggantungkan hidup pada orang lain, dan mulai menapaki jalan penuh tantangan mulia: bekerja untuk diri sendiri?
-

Ajakan:

Diskusi untuk Solusi

Mari kita bicarakan lebih serius dalam Diskusi Nasional Terbuka:

“Memikirkan Solusi Ekonomi untuk Semua Orang Tanpa Kecuali”

Bersama Coach Kaffa

Catat Waktunya :

📅- Senin malam, 8 September


🕗- Pukul 19:25 WIB


💻- Online via Zoom

Sebarkan kabar ini. Semakin banyak yang hadir, semakin besar peluang lahirnya solusi nyata bagi ekonomi keluarga di seluruh negeri.


Dapatkan akses ZOOM dengan Masuk Sini




Jangan hanya jadi penonton. Mari bergerak bersama, menata langkah, mengambil kendali, dan membangun masa depan dengan tangan kita sendiri.
Barokallahu fiikum
— Coach Kaffa
— Coach Kaffa
-